Jumat, 05 April 2013

Tamu Dini Hari

Tags

Kosasih menyalakan rokoknya lagi, sudah sebungkus ia habiskan di taman itu. Ini batang yang terakhir, dan sekelilingnya sudah sepi. Hanya tinggal 3 orang saja, itupun tukang asongan.

"Lagi ngga laku ni ye..." ledek salah satu penjual rokok yang sudah kenal.
"Anjrit Lo !! Lo pikir gampang apa cari pelanggan disini !! Setan lo !!" Makinya
Si penjual hanya tersenyum mendengar demprettan Kosasih.

Kosasih menghembuskan asap rokoknya, sudah jam setengah 3 tapi tak ada satupun laki-laki yang menggodanya.

"Pada kemana sih itu batangan, jam segini yang lewat bisa diitung, najong deh... ih" Ujar geram.
"Hei nek... Gile.. dari tadi elo masih disini ? gue aja udah 2 kali cuuussss... hahaha" Selvy datang dan memamerkan uangnya.
"Gue juga gatau ni say, lagi apes gue !! dari kemaren kosong kopong deh ah. Coba kalo gue ditempat yang lama, semalem bisa gue babat 5 sekaligussss, huuuhhh hmm" dengan Sombongnya.
"Asih..asih... elo sabar aja ya, disini kan elo baru seminggu, wajarlah kalo belom ada yang merhatiin, lama-lama juga laris..."
"Duhhh.. ember kacang kalee laris" Jawab Kosasih, "Tapi elo tadi dari Hotel Sel ?"
Selvi langsung diam malu,"Hehehe.. dilapangan sih" Jawabnya pelan malu-malu.
"Ih Bola kali di lapangan.." Mereka pun saling tertawa.

Sebuah sedan berhenti disekitar taman itu. Seorang wanita cantik dan seorang anak yang digendonganya berjalan perlahan. Wanita itu mengamati taman yang dimasukinya. Matanya tertuju pada dua orang yang sedang tertawa terbahak-bahak. Air matanya menetes tanpa sadar.

"Gue mau pipis say, kebelet nih" Selvi pergi. Kosasih melirik jam tangannya yang menunjukkan jam 3.10.
"Pulang aja ah" gumamnya. Kosasih berdiri dari duduknya. Matanya langsung terperanjat saat membalikkan badan.
"Anita !!"Kaget
"Mas Karsono"Isak wanita itu.

Kosasih alias Karsono hanya termangu melihat wanita yang berdiri didepannya.
"Kita akan cerai, mas Karsono tidak pernah berubah, mas tetap saja mencintai Kosasih mas. Anak ini akan bersamaku!!" ucap wanita itu sambil pergi meninggalkannya.
"Gue emang banci, gue nikah ama elo karena gue cuma mau tanggung jawab bayi orang. Cowo elo yang ga pernah mau nikahin elo" Ujarnya sendiri


Note :
Tulisan ini didedikasikan untuk seseorang diluar sana. Sisi lain hati seorang Banci yang berani mempertaruhkan "nama baiknya" dimata kekasih yang mengacuhkannya.


EmoticonEmoticon