Sabtu, 13 April 2013

Tags

Disini gue akan bercerita serem. Ya.. Sekedar mengingatkan saja, untuk kalian pembaca, sebelum membaca do'a dulu, agar tetep fokus dan dapat menikmati tulisan gue hingga masuk ke tiap kata dan makna juga alur cerita.

Lebih baik lagi klo dibaca di malam hari sekitar jam 00.00 WIB. ditempat yang gelap, lembab dan sedikit bau amis.

"SORE YANG HILANG"

Suatu ketika, Arsya duduk termenung disebuah taman sekolah. Ditemani selembar kertas yang terlihat kusut seperti sudah bertahun-tahun tersimpan. Waktu menunjukkan pukul 12.00. Namun tak seorangpun terlihat di taman tersebut. Arsya hanya sendiri dan diam tak bergerak. Ia sebuah ukiran patung yang menghiasi taman sekolah.

Arsya, dengan tatapan kosong yang tak pernah berkedip, melihat sekitar yang sudah ditumbuhi oleh lumut dan alang-alang hanya bisa menangis dalam hati. Ia tiap kali berusaha melihat tulisan yang dipegangnya tak mampu, karena tubuhnya begitu kaku.

Tak berapa lama, seorang kakek tua datang menghampirinya. Ia membawa sebuah batu yang telah terbentuk layaknya dirinya. Batu tersebut ditaruhnya disebelah Arsya. Dengan ucapan yang tak jelas, sang kakek tergeletak tak berdaya seketika.

Sore itu, seluruh taman telah diisi oleh beribu bahkan berjuta-juta patung yang menyerupai Arsya. Dalam lembaran Kertas itu tertulis "Wahai anakku, aku menciptakanmu agar patuh, tubuhmu yang keras dan matamu yang tak pernah lelah melihat perkembangan zaman, telah merusak hati dan pikiranmu"

Sore itu adalah sore terakhir sang kakek yang selama ini menuntun murid-muridnya menuju kekekalan.


EmoticonEmoticon